Beruntung, Ichigo dan yang lain datang tepat waktu. Ichibe kembali mendapatkan kehidupannya setelah mengambil sebagian reiatsu Ichigo. Sebuah permohonan keluar dari pengucapan Ichibe untuk Ichigo agar melindungi sang Reiou.
Namun, Yhwach telah menapakkan kakinya terlalu jauh di depan. Tak ada yang bisa menghentikan serbuan Yhwach, seluruh pengawal yang berjaga di Istana Utama tak punya kuasa bahkan untuk menyentuh Yhwach sedikitpun. Semuanya tumbah, ditebas tanpa ampun.
Bleach Chapter 612 - Dirty
Penulis : Bleach Indonesia
"Betapa tak sempurnanya kau sebagai dewa, yang bahkan tak bisa lari di saat seperti ini." Gumam Yhwach sat kakinya menginjak ambang pintu. Matanya menatap tajam pada sosok tak berlengan yang membisu di dalam kepompong bening.
"Biar kuakhiri rasa malu yang kupendam selama ini." Kaki Yhwach melangkah semakin dekat, menapaki tingkatan kecil anak tangga. "Mungkin kau sudah tahu hari ini akan tiba."
Kelopak mata Yhwach memicing, empat pupil dibola matanya sangat terlihat begitu menyeramkan. Namun begitu rasa jijik terasa begitu dalam dari pandangannya, sungguh merendahkan apa yang dia pandang.
"Selamat tinggal, Reiou." Gumamnya kembali, bilah pedangnya dia hunuskan hingga menembus tubuh yang masih terdiam itu. "Aku telah membaca masa depan, Ayah!"
Beberapa meter dari tempat Yhwach berdiri. Ichigo, Yoruichi, Chad, Ganju dan Orihime berlari menyusul. Tepat saat berada di bawah Istana Utama Ichigo mendongakkan kepalanya. Orihime mengerti, seakan dia dapat membaca pikiran Ichigo.
"Santen Kesshun!"
Baygon, Hinagiku dan Lily langsung muncul dari jepit rambut Orihime, membentuk sebuah perisai. Tak ada serangan dari apapun memang, namun kemampuan ini tak hanya mempunyai kegunaan untuk menahan serangan.
Ichigopun mengerti apa yang dimaksud Orihime. Kakinya langsung melompat memijak Santen Kesshun. Yoruichi, Chad dan Orihime ikut melompat?entah bagaimana dengan Ganju yang sebelumnya tak kebagian tempat. Santen Kesshun itupun langsung melesat, mengarah tepat Istana utama, tempat musuh terakhir telah menusuk Raja Roh yang harusnya Ichigo lindungi.
Tak jauh di tempat mereka, Ichibe hanya terduduk diam, kepalanya tertunduk seakan dia mengangkat ribuan beban.
"Maafkan aku." Gumamnya lirih. "Maafkan aku para manusia, kita tak mungkin menang melawan Yhwach."
?
Kembali ke Soul Society yang masih tak berubah. Tiada perlu menjelaskan kembali bagaimana runtuhnya tempat ini, bagaimana hancurnya wilayah ini. Dua bayangan terlihat melesat diantara puing-puing bangunan runtuh, shuponya terlihat begitu cepat untuk ukuran shinigami.
Keduanya melesat dengan cukup lincah. Walau begitu tujuannya sangat jelas, Divisi Duabelas.
"Hirako-taichou!!" Teriak Renji begitu melihat Shinji yang berjalan pelan di depan pintu masuk.
"Hah. Kalian ke sini juga?" Tanyanya begitu melihat Renji dan Rukia.
"Kelihatannya Anda luka parah." Gumam Renji. "Anda tak apa-apa?"
"Jangan konyol." Renji sedikit membentak. "Luka begini?"
"?bukan apa-apa!!" Oomaeda berteriak menimpal ucapan Shinji. Nampak Oomaeda berjalan mendekati mereka sedang menggendong adiknya yang pingsan.
"Lah, kau ke sini juga toh, Oomaeda?" Gumam Renji malas.
"Jelas dong!!" Bentak Oomaeda. "Karena Hirako-taichou dan aku bisa menangkis kekuatan musuh dengan kekuatan zanpakutou kami, serangan mereka meleset dan kita semua selamat. Gak bakal kuampuni siapa pun yang kasar ke Hirako-taichou. Gak bakal pernah...!!"
"Bukannya kau duluan yang meledek musuh...?" Celetuk Renji yang sudah tahu betuk sifat dari fukutaichou satu ini. "Dan kenapa bawa-bawa adikmu segala?"
"Bawel!! Dia baru tidur! Jangan teriak-teriak, nanti dia bangun!!" Bentak Oomaeda.
Sebuah pukulan melayang tepat mengenai punggung Oomaeda. Oomaeda langsung terduduk menahan sakit.
"Kau yang paling berisik." Sui Feng memperingatkan.
Tubuh kecil Sui Feng telah terbalut oleh perban, nampaknya pertolongan pertama telah dilakukan padanya. Dia nampak cukup sehat, walaupun kelihatannya tak selincah saat dia masih sehat.
"Mohon maklum." Gumamnya pelan namun tegas. "Lukaku dan perempuan itu sudah disembuhkan Hinamori-fukutaichou."
"Abarai-kun? Kuchiki-san!"
Dari belakang Sui Feng Hinamori berlari mendekati mereka. Dia nampak paling baik diantara teman?satu timnya ini.
"Kita tak bisa meninggalkan dia sendirian di tengah pertempuran, mohon maklumi Oomaeda." Sui Feng melanjutkan ucapannya.
Melihat tingkah Sui Feng dirasa aneh, Renji langsung menatap Rukia.
"Suifeng-taichou jadi lebih perhatian..." Bisiknya sangat pelan.
"Bego." Jawab Rukia. "Dia memang perhatian dari dulu juga."
"Jadi mari berhenti ngobrol dan masuk ke dalam." Ucap Sui Feng.
"Semuanya sudah di dalam?" Renji kembali bertanya.
"Tau deh." Jawab Shinji remeh. "Kita semua dipanggil pesan darurat yang menyuruh semua taichou dan fukutaichou berkumpul walau artinya harus lari dari pertarungan. Siapa tau semuanya ke sini."
Sui Feng langsung membuka pintu. Nampak sangat jelas ruangan Divisi Duabelas di sana, susunan layar monitor yang siap untuk melihat apapun, tombol-tombol pengatur yang hanya dimengerti oleh para peneliti. Ruangan itu tak kosong, karena Urahara sedang sibuk mengatur sesuatu dengan Yuushirou. Nanao juga nampak sedang berdiri dengan buku tebal di dekapannya. Byakuya juga sudah berada di sana, lengkap dengan pakaian Oukennya.
"Ah!" Teriak Yuushirou begitu menyadari pintu ruangan itu terbuka. "Lama tak jumpa! Saya Shihouin Yuushirou! Terima kasih sudah selalu memperhatikan kakakku!"
Pemuda berkulit hitam itu kikuk dan membungkukkan badannya. Sui Feng paling tanggap, Insting pelayannya menguasai tubuhnya seketika.
"Ooh...! Kau adik Yoruichi-sama...!" Gumam Sui Feng sambil gemetar tak dapat menahan rasa senangnya, pipinya merona merah terang. "S-sudah besar ya..!"
"Oi oi Yuushirou-san, jangan tinggalkan posisimu!" Teriak Urahara kesal.
"Iya!" Jawab Yuushiro tak terlalu minat.
"Ini kukasih angpau...!" Gumam Sui Feng gemetar.
"Makasih!"
"Belum ada yang ke sini." Ucap Hiraki sambil memperhatikan isi ruangan yang tak terlalu lebar itu. "Apa-apaan ini, Kisuke?"
"Shichibantai bakal bergerak sendiri karena Komamura-taichou terluka, permintaan mereka untuk bantuan medis ditolak." Jawab Urahara. "Menurut informasi Kuchiki-taichou, Sanbantai dan Kyuubantai taichou akan bergerak bersama Juunibantai. Yah, pada akhirnya Mayuri-taichou pasti akan bergabung dengan kita, bakal jadi masalah baginya kalau Soul Society musnah."
"Juuichibantai taichou, Kyuubantai fukutaichou, serta Madarame-san dan Ayasegawa-san dari Juuichibantai sedang dirawat darurat. Mereka tidak luka terlalu parah, tapi Zaraki-taichou luka sangat parah." Urahara lanjut menjelaskan. "Sisanya, Ichibantai taichou, menuju Central 46. Tapi?"
"?Kami belum dapat kabar apa pun mengenai Juubantai Taichou dan Fukutaichou."
"Semuanya terpencar..." Gumam Shinji. "Terus apa rencanamu setelah semuanya berkumpul?"
"Kita menerobos masuk ke Reioukyuu." Jawab Urahara jelas.
Semuanya hening. Semua yang ada di dalam ruangan itu memasang wajah kaget, seakan mereka baru saja mendengar sesuatu dari seseorang yang gila.
"Menerobos?! Semua taichou?!" Shinji mencoba memastikan ucapan Urahara. "Memangnya bisa?!"
"Bisa." Jawab Urahara dengan senyum tipis. "Harusnya sih, Karena ada zirah langit yang dibawa Yuushirou-san dan juga tumpuan yang dibuat Kurotsuchi-taichou?"
Tempat di sekeliling Urahara mulai berpendar tak terang, agaknya dia sudah menyelesaikan semua persiapan awal.
"Dan kalau kita bisa mengumpulkan besarnya Reiatsu dari semua taichou." Ucap Urahara tanpa keraguan.
Sumber : Versi Teks
0 Response to "Versi Teks Bleach Chapter 612"
Post a Comment