"Selamat tinggal, Reiou." Gumamnya kembali, bilah pedangnya dia hunuskan hingga menembus tubuh yang masih terdiam itu. "Aku telah membaca masa depan, Ayah!"
Beberapa meter dari tempat Yhwach berdiri. Ichigo, Yoruichi, Chad, Ganju dan Orihime berlari menyusul. Tepat saat berada di bawah Istana Utama Ichigo mendongakkan kepalanya. Orihime mengerti, seakan dia dapat membaca pikiran Ichigo.
"Santen Kesshun!"
Bleach Chapter 613 - The Ordinary Peace
Penulis : Bleach Indonesia
Baygon, Hinagiku dan Lily langsung muncul dari jepit rambut Orihime, membentuk sebuah perisai. Tak ada serangan dari apapun memang, namun kemampuan ini tak hanya mempunyai kegunaan untuk menahan serangan.
Ichigopun mengerti apa yang dimaksud Orihime. Kakinya langsung melompat memijak Santen Kesshun. Yoruichi, Chad dan Orihime ikut melompat?entah bagaimana dengan Ganju yang sebelumnya tak kebagian tempat. Santen Kesshun itupun langsung melesat, mengarah tepat Istana utama, tempat musuh terakhir telah menusuk Raja Roh yang harusnya Ichigo lindungi.
Tak jauh di tempat mereka, Ichibe hanya terduduk diam, kepalanya tertunduk seakan dia mengangkat ribuan beban.
"Maafkan aku." Gumamnya lirih. "Maafkan aku para manusia, kita tak mungkin menang melawan Yhwach."
Pandangan Ichibe semakin merendah, ucapannya terdengar semakin berat seakan tak kuasa melewati tenggorokannya.
"Tapi jangan khawatir, itulah makna kedamaian?" Gumamnya semakin lemah. "Bukan kah begitu?"
"?Yhwach!"
?
Di Seireite, para shinigami yang sempat terpuruk mulai berbenah diri, meninggalkan jejak-jejak kekalahan mereka. Urahara mengetuai mereka. Menggerakkan mereka untuk terus berdiri, menyadarkan mereka bila tugas Gotei 13 bukan hanya sampai di sini.
Para taichou mulai berkumpul karena panggilan darurat yang dilakukan oleh Urahara. Byakuya, Nanao, Sui Feng, Oomaeda, Shinji, Renji dan Rukia mulai berkumpul.
Suara pintu terbuka memotong pembicaraan mereka, lampu Otopsi mulai dimatikan saat langkah beberapa orang mulai terdengar jelas.
"Oi, udah beres tuh, Kisuke." Ucap Shinji pada Urahara.
"Aku juga sudah menyelesaikan Operasi Tingkat Tiga?" Suara Ukitake terdengar nyaring dari dalam ruang Operasi. "Jadi bersyukurlah!"
"Ukitake-san?!" Tanya Hirako sedikit bingung. "Ngapain kau?! Bukannya kau yang harusnya dioperasi?!"
"Ya ampun, aku gak apa-apa kok, cuma bantu-bantu sedikit!" Jawab Ukitake sambil senyam senyum. "Aku dari dulu penyakitan jadi aku tahu sedikit soal obat-obatan."
"Sudah kita duga, taichou!" Teriak Kiyone dari belakang Ukitake.
"Penyakitan biasanya bukan hal yang bisa dibanggakan, tapi taichou memang beda!" Timpal Sentaro.
"Gak perlu ngomong gitu kali!!" Bentak Kiyone sambil menjitak kepala Sentaro.
"Selain Zaraki-taichou, semuanya sudah baikan!" Ucap Ukitake tanpa menghiraukan perkengkaran kedua anak buahnya yang sudah biasa itu. "Syukurlah ada Kotetsu-fukutaichou dan Yamada!"
"Terima kasih!" Ucap shinigami yang lain hampir bersamaan.
Hanatarou hanya menggaruk-garuk kepala malu.
"Aduh!" lirihnya pelan karena malu.
"Tanpa bantuan Ukitake-taichou, kami juga tak akan bisa..." Isane yang terdiampun mulai sedikit bicara. Pandangannya masih kosong, dia masih larut dalam sedihnya karena sudah tak dapat mengabdi pada Unohana Taichou lagi.
"Syukurlah semuanya sudah mendingan!" Ukitake sengaja memotong ucapan Isane. Seakan dia mengerti perasaan Yonbantai Fukutaichou itu.
"Iya?" Hisagi dan Ikkaku muncul dari ruang Operasi. Nampak keduanya sudah mendapat pertolongan pertama. Keadaan sudah terbilang sangat baik bila dibandingkan saat mereka dihajar sampai babak belur oleh musuh.
"Tolol..." Zaraki muncul diantara mereka. "Siapa bilang aku gak bisa gerak lagi?"
Mata Zaraki memandang tajam pada setiap shinigami yang hanya bisa terdiam menyaksikan Zaraki di sana.
"Taichou!" Teriak Ikkaku antara kaget dan senang.
"Zaraki-taichou!" Ucap Ukitake sambil tertawa. "Anda sudah bisa gerak lagi, luar biasa!"
"Mana Yachiru?" Tanya Zaraki tegas.
"Juuichibantai sedang mencarinya, jangan khawatir, tunggu aja di sini." Jawab Urahara.
Zaraki hanya terdiam, memandang satu persatu shinigami yang ada di sana. Tubuhnya berbalik, kakinya melangkah ke arah pintu keluar ruangan divisi dua belas itu. Namun, sebuah jeruji reishi tercipta menghalangi Juuichibantai Taichou itu.
"Jangan!" Bentak Urahara tak kalah serius. "Kubilang, tunggu aja di sini!"
"Tipu-tipu apaan ini..." Zaraki mulai geram.
"Maaf kalau kasar, tapi aku gak bisa membiarkan kau pergi sekarang, mohon sabar." Mata Urahara juga membalas tatapam tajam Zaraki.
"Beraninya..." sang Kenpachi menggertakkan giginya. Emosinya sudah sampai ke kepalanya yang sudah diperban. "Minggir..."
"Mohon hentikan." Sebuah suara menengahi pertengkaran mereka. Nanao Ise bershunpo tepat di hadapan Zaraki. "Sekarang bukan waktunya."
Mata Nanao juga menatap tajam pada sang Kenpachi, mengesampingkan ketakutannya pada sang monster, sudah menjadi tugasnya sebagai wakil sang Soutaichou untuk mengatur keadaan para anggota Gotei 13. Tangannya menggenggam erat buku yang terlihat jauh lebih tipis dari biasanya itu.
"Lebih baik Anda membiarkan anggota Anda mencarinya, anda taichou. Anda punya tanggung jawab lain." Teriak Nanao dengan mengedepankan keberaniannya. "Sekarang Anda dibutuhkan di sini. Apa saya salah, Zaraki-taichou?"
Tak ada yang bersuara, para shinigami yang lainpun juga tak menduga kalau seorang Nanao akan menceramahi seorang Kenpachi. Kenpachi hanya mengendus pelan, memandang penuh amarah pada Nanao.
"Ya, mungkin bawahanku lebih bisa mencari." Jawab Zaraki luluh.
"Oke lah, kita harus mulai sebelum Zaraki-taichou berubah pikiran." Teriak Urahara mencoba mencairkan suasana. "Semuanya, ayo ke sini!"
"Kalian akan kubagi-bagikan benda ini."
Urahara melemparkan sebuah bola pada para shinigami. Terlihat sangat mirip dengan Reishukaku, benda yang dimiliki oleh keluarga shiba untuk menciptakan pelindung dengan menggunakan Reiyoku sang pengguna. Sesuatu yang serupa agaknya, atau memang Urahara punya benda yang lebih hebat lagi. Yah, siapa tahu.
"Semuanya melingkar di sini dan isi benda itu dengan reiatsu kalian." Perintah Urahara sopan. "Biar kubuka atapnya, kalian bakal basah sedikit, tapi jangan marah ya."
?
Kembali ke Istana Roh. Terdengan samar Santen Kesshun yang pecah, para tapak kaki yang terdengar menyentuh lantai istana suci. Yhwach sadar apa yang sedar terjadi sekarang.
"Oshou sialan..." Umpatnya pelan.
Tubuhnya berbalik, memandang tepat ke arah Ichigo.
"Ichigo, sungguh serangga yang menyedihkan, roda takdir bakal menggilasmu." Ucapnya remeh. "Biarkan tanganku in yang akan mengubur mayatmu."
Sumber : Versi Teks
0 Response to "Versi Teks Bleach Chapter 613"
Post a Comment