Versi Teks Bleach Chapter 610

Bleach Chapter 610 - Mausoleum of Skull
Penulis : Bleach Indonesia
Yhwach telah bangkit dari tidurnya, kekuatan sangat besar bila dilihat dari pancaran reiatsu yang keluar dari tubuhnya, hingga sanggup untuk mencairkan tinta pekat milik Ichibe, hingga mampu untuk melenyapkan nama baru pemberian Ichibe. Sungguh tidak hormat memang. Hah, sejak awalpun dia memang tak punya rasa hormat untuk para shinigami.
Ichibe menghela nafas pelan. Pikirannya masih kalau, tak sempat dia pikir sang musuh akan mempunyai kekuatan seperti itu. Matanya hanya memicing, memcoba memikirkan kekuatan apalagi yang dimiliki oleh sang musuh saat ini.
Jugram yang masih berada dalam sangkar kehidupan, hanya bisa tersenyum bangga melihat kekuatan sang tuannya. Wajahnya kembali mendongak congkak setelah sebelumnya menunduk karena khawatir. Uryuu di sampingnya hanya bisa membelalak seakan tak percaya dengan kekuatan besar yang dimiliki oleh sang Raja Quincy. Bagaimanapun, inilah pertama kali Uryuu melihat kekuatan dalam legenda kaumnya.
"Kekuatan Yang Mulia adalah kekuatan yang memungkinkan dia memahami segala sesuatu dari segala sudut pandang." Gumam Jugram. "Jadi pemahaman itu membuatnya mustahil dikalahkan."
Wajah Jugram semakin sumringah.
"Huruf "A" yang menandakan kekuatannya, The Almighty."
Uryuu hanya terdiam, matanya masih melihat pertarungan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Yang Mulia biasanya bertarung dengan "mata tertutup"." Lanjut Jugram. "Bukannya mau meremehkan musuh?"
"?Kaisar Quincy yang tertidur butuh 900 tahun untuk menghidupkan kembali dirinya, 90 tahun untuk menyegarkan pikirannya, dan 9 tahun untuk mengembalikan kekuatannya."
Uryuu melirik tipis ke arah Jugram, agaknya dia mulai sadar kemana arah pembicaraan ini.
"Dalam 9 tahun itu, bila Yang Mulia membuka matanya sebelum selesai, Yang Mulia akan kehilangan kekuatan A-nya dan mengambil semua kekuatan yang para Sternritter miliki." Ucap Jugram kembali. "Tapi mata yang selama ini ditutup Yang Mulia sekarang telah dibukanya."
"Yang berarti 9 tahun itu sudah selesai, dan sekarang kau bisa merasakan kekuatan Yang Mulia yang sesungguhnya." Ucap Jugram.
Keduanya terdiam.
"Doa yang terus kami panjatkan selama ribuan tahun akhirnya sudah dijawab." Jugram mengakhiri penjelasannya.
Pertarungan di dekat mereka terasa seakan hampir mencapai klimaks. Benturan reiatsu terasa di penjuru Reioukyuu. Sang Raja dalam seluruh keagungannya telah bangkit. Ichibe yang berada di depannya kembali menggunakan Ichimonji dalam bentuk shikainya. Tulisan "Segel" telah dia lukis di belakangnya, sebagai tembok terakhir untuk melindungi Istana Raja Shinigami.
"Kenapa dia tidak mati, bagaimana bisa dia melepaskan diri dari kekuatanku, Bagaimana mungkin aku kalah..." Ucap Yhwach remeh. "Pasti kau punya banyak pertanyaan seperti itu ya."
"Karena mataku telah "terbuka"" Yhwach menjawabnya sendiri.
Pedang Reishi Yhwach berubah, reishinya terkelupas dari bilahnya, menunjukkak bilah suci yang sebenarnya. Sesuatu yang aneh terlihat di mata Yhwach. Iris yang berada di bola matanya membelah menjadi tiga, memandang ke tiga arah sekaligus, dan salah satunya memandang tepat ke arah Ichibe.
"Aku bisa melihat segala hal yang akan terjadi di masa depan." Ucap Yhwach. "Aku "paham" apa yang sudah kulihat. Dan bila aku paham, akan kugunakan pemahaman itu. Kau tak akan bisa mengalahkanku dengan kekuatanmu, bahkan melukai pun tidak. Itulah kekuatanku?"
"The Almighty"
"Kata siapa aku kalah?" Geram Ichibe seram. Matanya memandang penuh amarah, reiatsunya kembali meningkat dari dalam tubuhnya.
"Jangan kira cuma karena bisa menghapus nama pemberianku kau sudah bisa jadi segalanya," Gertak Ichibe, "wahai orang yang dulu dikenal sebagai Yhwach."
"Mana bisa kau mengalahkanku padahal masih diselimuti "hitam"?" Teriak Ichibe. "Sekadar paham mana cukup, semua yang "hitam" hanya milikku!!"
Sekeliling mereka bergetar. Jubah hita, Yhwach bergerak tak beraturan. Warna hitam yang melekat di jubahnya keluar seakan warna hitam itu berubah kembali menjadi tinta. Semua warna hitam meluncur ke arah Ichibe, berputar mengelilingi biksu berjanggut lebat itu.
"Wahai senja kala, wahai kegelapan abadi, datanglah padaku..." Sang Bisku mulai merapalkan mantranya. Tangannya memegang sebuah cawan, mengambil setetes tinta hitam di depannya dan menenggaknya. "Datanglah dan mari minum hingga nyawamu memudar."
"Mekarlah bunga bersama jalan menuju neraka, di mana ikan-ikan ditintai kuas hitam, diiris hingga delapan, dan dimasak matang di atas api hitam untuk santap makan."
Reiatsu Ichibe semakin meningkat, pusaran tinta hitam semakin cepat mengelilingi tubuh gempalnya.
"Yang tersisa hanya belulang putih sebagai nisan kubur untuk dihormati, semoga kau tak akan pernah dihidupkan kembali sehingga kau tak akan dijadikan pengorbanan?"
Ichibe menacapkan zanpakutounya. Menepuk kedua tangannya di depan dadanya.
"?Futen Daisatsuryou!!"
Tempat berpijak Ichibe bergetar hebat. Tinta hitam disekelilingnya berciprat melapisi lantai kayu dibawah kaki Ichibe. Sebuah Istana serba hitam muncul dibelakang Ichibe.
"Terbuat dari kegelapan ratusan malam yang menyelimuti masa depan Soul Society, kupersembahkan padamu tempat istirahat yang abadi." Geram Ichibe. "Mengambil kegelapan dalam dirimu, darah, daging dan tulang, segalanya hingga tiada yang tersisa. Kau tak akan bisa hidup kembali?"
"?Kau akan dikirim ke dalam neraka kegelapan yang tiada akhir."
Tak terjadi apa-apa. Ichibe hanya membelalak saat Yhwach masih berdiri utuh di hadapannya. Harusnya sosok berkumis itu telah hancur, lebur tiada bersisa.
"Rasanya tadi sudah kubilang, "aku bisa melihat segalanya"." Ucap Yhwach tenang. "Di hadapan mata kekuatanku, tidak ada yang bisa menghalangi "pemahaman" dan "perencanaan"ku. Semua yang dapat kupandang menjadi tak berdaya. Apa kau masih merasa aku adalah orang yang kehilangan nama?"
"?Namaku adalah Yhwach, orang yang akan merampas segalanya darimu."
Ichibe hanya terbelalak. Tubuhnya serasa berputar. Perutnya tiba-tiba hancur, tulangnya seakan rapuh tercerai seperti tinta. Lebur, hancur tak ada kata yang lebih pantas selain musnah.
Mengambil kegelapan dalam dirimu, darah, daging dan tulang, segalanya hingga tiada yang tersisa. Kau tak akan bisa hidup kembali, terkirim ke dalam neraka kegelapan tiada akhir.
Seakan sang Biksu telah termakan oleh kekuatannya sendiri. Hancur lebur di hadapan kekuatan yang tak tertahankan.

Sumber : Versi Teks

0 Response to "Versi Teks Bleach Chapter 610"