Versi Teks Bleach Chapter 614

Keadaan di Divisi Duabelas kembali tenang, Zaraki memutuskan untuk menyerahkan semua urusan pencarian Yachiru pada anak buahnya. Urahara melemparkan sebuah bola pada para shinigami. Terlihat sangat mirip dengan Reishukaku, benda yang dimiliki oleh keluarga shiba untuk menciptakan pelindung dengan menggunakan Reiyoku sang pengguna. Sesuatu yang serupa agaknya, atau memang Urahara punya benda yang lebih hebat lagi. Yah, siapa tahu.
"Semuanya melingkar di sini dan isi benda itu dengan reiatsu kalian." Perintah Urahara sopan. "Biar kubuka atapnya, kalian bakal basah sedikit, tapi jangan marah ya."
Rintik hujan turun melewati atp yang terbuka, tak ada yang menghiraukan mereka. Justru yang lebih menarik perhatian mereka adalah sebuah teriakan yang muncul dari sebuah pintu di sana.
Bleach Chapter 614 - Kill The King
Penulis : Bleach Indonesia
"Okeeeeeee, siap semua, shinigami?!?" Sebuah teriakan dengan logat seperti Ichimaru Gin versi perempuan kasar terdengar hingga seperti menyesakkan ruangan.
"Hiyori?!" Teriak Shinji begitu melihat sosok perempuan pendek dengan jaket merah khasnya. "Ngapain deh di sini?!"
"Haa?!" Geram Hiyori sambil menodong-nodongkan sebuah teko besar yang dia pegang sedari dia keluar ruangan. "Ya jelas gara-gara situ jadi babunya Urahara. Aku yang kerjain semua urusanmu. Jangan tanya pertanyaan konyol, botak!!"
"Haa?! Siapa coba yang botak?!" Teriak Shinji dengan logat yang hampir mirip dengan Hiyori. "Gak denger tuh kau ngomong apa!!"
"Ya ya ya ya, aku gak bisa dengar omongan orang rambut kappa*!!" Gumam Hiyori menyinggung tajam.
"Oi, katanya dia gak bisa dengar omonganmu tuh, Suifeng..." Bisik Shinji pada Sui Feng yang ada di sampingnya.
"Emangnya siapa yang punya model rambut begitu?" Gadis lincah itu sedikit panas. "Mau mati ya."
"Bersiaplah!!" Hiyori mengubah topik pembicaraan.
Peremuan bertopi warna serupa dengan jaketnya itu langsung menuangkan isi teko yang dia pegang, sebuah cairan bening langsung mengenangi kaki para shinigami yang berdiri di sana hingga ke tumit mereka.
"Ada cairan, tapi gak terasa basah..." Gumam Rukia setelah merasa seakan tak ada cairan yang mengenangi kakinya.
"Iya, ini campuran yang dihasilkan dari titik pertemuan antara Soul Society dan Dangai, ini sumber energi yang diperlukan buat menjelajah Reioukyuu." Jelas Urahara. "Sudah kuberikan sebagian ke Yoruichi buat urusan darurat, Hiyori-san dan yang lainnya sudah mengekstrak lebih banyak lagi dan sudah dimurnikan. Ini yang bakal kita campur dengan reiatsu para taichou."
"Sekarang, Love-san, Lisa-san, Hachi-san, Hiyori-san, ada shihakusho di lemari sebelah kanan, belakang ruang operasi." Ucapan Urahara sedikit lebih rendah dari sebelumnya. "Tolong ganti baju dan ikutlah bersama kami."
Para Vizard diam sejenak, seakan apa yang dikatakan oleh Urahara bukanlah bagian kecil dari rencana yang mereka bicarakan.
"Apa-apaan?" Teriak Hiyori.
"Baiklah!" Namun sebelum Hiyori melanjutkan ucapannya, Love menyetujuinya. Hachi dan Lisa yang tak berkata apa-apa agaknya setuju dengan keputusan Love. Love yang sangat mengerti sifat Hiyori langsung menggendong gadis pendek itu ke dalam.
"Woi... Sialan!" Berontak Hiyori yang masih berada di bahu Love. "Aku belum ngomong apa-apa, lepas, Love!!!"
"Ngomel melulu. Jangan berani-beraninya kau mundur dengan wajah begitu." Ucap Love. "Rose, Shinji, dan Kensei lagi bertaruh nyawa sekarang."
Tak hanya Hiyori yang terdiam mendengar ucapan Love, bahkan Lisa dan Hacchipun tak dapat membuka mulut mereka. Agaknya mereka sadar bukan waktunya berdiam diri disaat teman-teman terdekat mereka sedang melawan kematian.
Sedang menunggu para Vizard berganti pakaian, Urahara mulai mempersiapkan segala yang masih belum dia lakukan.
"Jadi ngapain nih?" Tanya Kenpachi yang sepertinya sudah tidak sabar. "Cuma butuh salurin reiatsu lalu kita semua terbang ke atas?"
"Nggak juga sih..." Jawab Urahara. "Yang bakal kita buat sekarang adalah gerbang."
Dengan sentuhan terakhir, sebuah cahaya berpendar pelan di hadapan para shinigami, sebuah pintu yang terbuat dari reiatsu pekat berpendar membentuk sebuah pintu yang siap dilewati.
"Gerbang yang akan menyambungkan tempat ini dan Reioukyuu." Urahara melanjutkan penjelasannya. "Ini pertama kalinya kita bisa memakai metode ini, karena pelindungnya sudah diterobos Kurosaki-san. Tapi mungkin sekali masuk tak bisa mundur."
"Jadi begitu?" Bantah Sui Feng. "Kau baru bilang sekarang?"
"Yah maaf." Jawab Urahara. "Jangan marah..."
"Bukan itu maksudku!" Teriak Sui Feng kesal. "Dikira ucapanmu barusan itu bakal buat kita ragu?"
Sui Feng terdiam sebentar, mengambil nafas dalam untuk menekan gejolak amarahnya.
"Kau benar-benar menganggap rendah kami, Urahara Kisuke!" Nada Sui Feng masih terdengar marah, namun kali ini dia dapat menekan suaranya. "Kau dulu pernah jadi bagian dari Gotei 13, jangan sekali-kali bilang begitu!!"
"Kami semua merasakan hal yang sama sebagai bagian dari Gotei 13." Sambung Ukitake
"Hah peduli amat dianggap rendah." Zaraki agaknya mulai bosan dengan cekcok kecil di depannya. "Mau bisa balik kek, gak bisa balik kek, bukan urusanku. Urusanku Cuma ngabisin orang-orang brengsek itu?"
"?Gak usah banyak ngomong, ayo mulai." Teriak Zaraki.
"Kau benar, baiklah kalau begitu." Urahara menghela nafas dalam. "Kita semua, bersama-sama."
?
Berputar, tak tampak seperti bilah pedang yang berayun turun. Berputar, bila takdir terbuat dari gerigi dan kita adalah pasir yang terhimpit diantaranya, tak ada yang bisa kita lakukan keculai berdiam tak berdaya. Terperangkap dalam putaran gerigi takdir, Ichigo dan Yhwach berhadapan.
"Ichigo, sungguh serangga yang menyedihkan, gerigi takdir bakal menggilasmu." Sebuah sambutan dari Yhwach untuk para tamu tak diundangnya. "Biarkan tanganku in yang akan mengubur mayatmu."
"Yhwach, kami akan menghentikanmu." Ichigo mencoba untuk tak mendengar ancaman Yhwach.
"Aku sudah lihat." Jawab Yhwach santai. "Kau mau menghentikanku mencabut nyawa Soul King, betul?"
"Kau "sudah lihat"?" Ichigo mengulangi ucapan Yhwach. "Apa coba maksudnya?"
"Kurosaki-kun..." Orihime yang sedikit lebih jeli langsung menyadarinya. Muka Orihime sedikit langsung terlihat mengigil, ngeri melihat apa yang ada di depannya. "Matanya..."
"Matamu..." Gumam Ichigo juga sedikit ngeri. "Apa-apaan itu?"
"Ini adalah mata yang bisa melihat segala, bukti Quincy yang sesungguhnya." Jawab Yhwach santai. "Sebelum ke sini kalian bertemu Oshou, memulihkan tubuhnya yang berserakan, kalian diceramahi dia lalu pergi ke sini, aku sudah melihatnya bahwa kalian akan datang ke sini. Dan kedatangan kalian itu?"
"?sudah terlambat untuk mengubah apa pun."
Yhwach berpindah dari tempatnya bediri, memberikan kuasa pada para tamunya untuk menyaksikan pemandangan mengerikan yang sedari tadi dia tutupi dengan tubuhnya. Nampak sosok tak sempurna telah tak berdaya. Seperti seorang manusia tanpa tangan dan kaki telah tertancap oleh bilah pedang Sang Raja Quincy. Iya, sang Raja Roh yang tak berdaya.
"Reiou sudah mati." Gertak Yhwach. "Tak ada yang bisa kalian perbuat."
Ichigo melesat dengan shunponya, menghiraukan segala apa yang keluar dari mulut Yhwach. Tangannya langsung meraih gagang pedang yang tertancap di dada Sang Raja Roh.
"Jadi kau mau mencabut pedang itu untuk menyelamatkan Reiou?" Ejek Yhwach. "Cobalah, satu-satunya hal yang bisa kau lakukan?"
"?Tapi saat kau mencabutnya, bersiaplah menghancurkan Soul Society dengan tanganmu sendiri."
Ichigo masih tutup telinga, dia justru memusatkan kekuatannya pada kedua tangan kanannya, menarik sekuat tenaga bilah pedang tang tertancap itu. Namun, saat sudah lepas dari dada Soul King, pedang yang ada digenggaman Ichigo menderik begitu keras, blut mengalir keluar dari gagang pedang sang Raja Quincy merampat ke wajah Ichigo melalui pembuluh darah di lengan Ichigo. Ichigo mencoba melepaskannya, namun telapak tangan pemuda beramput orang itu tak dapat dibuka.
"Apa-apaan ini?" Teriak Ichigo. "Pedangnya?!"
Pedang dalam genggaman Ichigo semakin tak terkendalikan. Pedang itu menderik semakin keras, seakan mempunyai kekuatan untuk mengendalikan shinigami pedang itu menuntun Ichigo untuk mengayunkannya. Ya, tubuh Sang Raja Roh tertebas begitu saja oleh sang Pahlawan. Ichigo terdiam, tangannya sedikit gemetar, tak percaya dirinya yang sudah berjanji untuk menyelamatkan sang Raja Roh justru menghancurkannya.
"Sebagaimana yang sudah kuramalkan, Ichigo." Sudut bibir Yhwach menyinggung tipis. "Darah yang mengalir di tubuhmu, darah Quincy, tak akan bisa mengampuni keberadaan Reiou?"
"?mari, Ichigo, mari kita pandang bersama hancurnya Soul Society."
Soul Society mulai nampak aneh. Tanahnya gemetar tak keras. Dinding kokoh yang selama ini melindungi Seireite mulai retak. Batuan Seki-seki itu perlahan rusak. Inilah awal dari kehancuran!
Tebasan sudah dilayangkan!! Soul Society mencapai senjakala!!
Ichigo, Shinigami, Seireite, Soul Society layaknya pasir tak berdaya diantara gerigi takdir yang berputar. Mereka perlu kekuatan untuk menundukkan takdr, mereka perlu kekuatan yang lebih kuat dari putaran gerigi takdir.

Sumber ; Versi Teks

0 Response to "Versi Teks Bleach Chapter 614"